PKS - KOBAR
Selasa, 19 Februari 2013 07:36 wib
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Dok. Okezone)
JAKARTA - Sindiran Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dalam pidato pembukaan sidang kabinet paripurna tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, yang
sempat menyinggung kasus impor daging sapi seharusnya tidaklah perlu
dilakukan.
Menurut Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
Mahfudz Siddiq, SBY seharusnya bukan menyoroti tentang kenaikan harga
sembako terutama harga daging sapi.
Namun, kata dia, lebih baik
SBY memfokuskan bagaimana cara memproduksi sapi domestik agar Indonesia
bisa mencapai swasembada pangan.
“Mestinya bagaimana solusi memproduksi sapi domestik bukan dari harganya, publik sudah cerdas menilai," kata Mahfudz, kepada Okezone, Senin (18/2/2013).
Ketua Komisi I DPR ini, mengatakan nantinya publik akan mengira pidato SBY ini merupakan bentuk pengalihan isu kepada PKS.
"Jangan
sampai SBY terjebak dalam penilaian publik dengan melakukan sindiran
untuk membentuk isu politik untuk pengalihan,” imbuhnya.
Sebelumnya,
dalam sambutannya Presiden SBY menyinggung kasus impor daging sapi yang
melibatkan mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan
Ishaaq.
"Saya juga berharap para menteri ajak pula gubernur untuk
mewaspadai, untuk mengendalikan pula stabilisasi atas sejumlah
harga-harga sembako yang mengalami kenaikan kurang wajar,” kata SBY.
SBY
mencatat, sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, termasuk
harga daging sapi, dalam dua bulan naik dari Rp70 ribu menjadi Rp 87
ribu. Tak hanya itu, harga bawang putih juga naik dari Rp25 ribu sampai
atau mencapai Rp30 ribu per kilogramnya.
(cns)
PKS: SBY Semestinya Tak Menyindir, Namun Mencari Solusi

Tidak ada komentar: